Hubungan seks merupakan aktivitas fisik yang terbilang intens. Karenanya, timbul ketakutan terkena serangan jantung ketika melakukan seks terutama mereka yang memang telah memiliki riwayat buruk terkait jantungnya.
Alasannya karena jantung akan berdetak lebih kencang ketika melakukan seks. Banyak yang mempercayai bahwa serangan jantung ketika melakukan seks merupakan sesuatu kondisi yang mungkin terjadi.
Benarkah risiko terkena serangan jantung meningkat karena hubungan seks?
Penelitian yang diterbitkan Journal of American College of Cardiology menunjukkan bahwa risiko jantung berhenti pada laki-laku saat berhubungan seks sangat rendah. Peneliti menganalisis 4.557 kasus serangan jantung yang dilaporkan di Portland, Oregon, terhitung mulai tahun 2002 sampai 2015.
Setelah itu, kasus tersebut diklasifikasikan antara kasus yang berhubungan dengan seks dan yang tidak berhubungan dengan seks. Hasilnya didapati bahwa dari semua kasus serangan jantung, hanya 34 kasus, atau 0,7 persen yang terkait dengan seks. Dari 34 kasus tersebut, 32 kejadian dialami laki-laki dan 2 kasus dialami oleh perempuan.
Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa laki-laki yang mengalami serangan jantung ketika dan setelah melakukan seks sudah memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya. Kebanyakan kasus serangan jantung ketika seks terjadi akibat stimulasi seksual.
Namun, tak hanya itu, faktor stres, mengkonsumsi minuman atau makanan yang berkafein tinggi serta obat kuat semacam viagra juga meningkatkan serangan jantung ketika seks dapat meningkat.
https://nonton08.com/homecoming/
Anggap COVID-19 Cuma Rekayasa, Cowok Fitness Ini Tertular lalu Meninggal
Seorang influencer kebugaran di Ukraina, Dmitriy Stuzhuk, meninggal karena komplikasi pernapasan akibat virus Corona COVID-19. Semasa hidup, ia getol menyerukan COVID-19 cuma rekayasa.
Pria berusia 33 tahun ini terinfeksi saat bepergian ke Turki. Awalnya ia bangun tengah malah dengan nyeri leher dan susah bernapas. Perutnya juga terasa sakit ketika itu.
Keesokan harinya, keluhan batuk-batuk mulai muncul. Namun ia belum berpikir bahwa itu adalah gejala COVID-19.
Sepulang ke Ukraina, kondisinya memburuk. Ia lalu menjalani tes COVID-19 dan hasilnya positif dan langsung dirawat. Dalam satu unggahannya di Instagram, ia tampak mengenakan selang oksigen.
"Saya orang yang mengira COVID tidak ada, sampai saya sendiri jatuh sakit," katanya dalam caption yang menyertai unggahan tersebut.
Dmitry sempat diizinkan meninggalkan perawatan di rumah sakit. Namun berselang beberapa jam saja, ia kembali dilarikan ke rumah sakit.
Kabar meninggalnya Dmitriy disampaikan oleh mantan istrinya, Sofia Stuzhuk. Ibu dari 3 anak tersebut mengatakan COVID-19 yang dialami Dmitriy telah memicu komplikasi pada jantung.
"Dima (Dmitriy) mengalami masalah dengan sistem kardiovaskularnya," kata Sofia, dikutip dari Mirror.co.uk.
Malaysia Temukan Lagi Mutasi Corona D614G, Diduga dari Indonesia-Filipina
Malaysia sebelumnya mengklaim menemukan mutasi Corona D614G di negaranya. Mutasi COVID-19 jenis ini sempat disebut-sebut 10 kali lebih menular, meski para pakar menyebut belum ada bukti kuat tentang hal itu.
"Ini ditemukan 10 kali lebih menular dan mudah disebarkan oleh 'super-spreader' individu," kata Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah beberapa waktu lalu.
Kini, Malaysia kembali melaporkan mutasi Corona D614G. Mutasi Corona D614G di Malaysia terdeteksi di antara kasus COVID-19 di Lahad Datu, Sabah, wabah yang disebut memicu gelombang ketiga Corona Malaysia.
Dikutip dari New Straits Times, mutasi Corona di Malaysia diklaim kemungkinan berasal dari Indonesia dan Filipina. Kementerian Kesehatan Malaysia tengah melakukan tes pada 20 sampel COVID-19 untuk mempelajari lebih lanjut.
Menurut Dr Noor Hisham, mutasi Corona D614G yang terdeteksi di Lahad Datu berbeda dibandingkan dengan mutasi Corona D614G di Sivagangga, Tawar, yang sebelumnya muncul di Kedah.
"Virus (mutasi Corona D614G) berbeda dari segi karakteristik. Kami menemukan bahwa ada kemungkinan mutasi Corona D614G yang ditemukan di Sabah mungkin berasal dari Filipina atau Indonesia," kata Dr Noor Hisham dalam konferensi pers hariannya tentang situasi COVID-19 di Malaysia baru-baru ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar