Mengawali sesi bercinta dengan ritual tertentu mungkin bisa menambah keintiman dengan pasangan. Tetapi tidak semua hal boleh dilakukan, karena beberapa di antaranya malah bisa merusak keintiman.
Makan terlalu banyak misalnya, pada beberapa orang akan membuat perut terasa tidak nyaman. Demikian juga dengan wewangian yang dipakai berlebihan.
Agar momen kemesraan dengan pasangan tidak berantakan, ini 4 pantangan yang sebaiknya tidak dilanggar, dikutip dari Glam.
1. Terlalu makan banyak
Makan dalam porsi banyak sebelum bercinta, dapat membuat perutmu menjadi kembung, dan akhirnya menimbulkan rasa malas untuk bergerak dan masalah seksual lainnya.
"Baik pria maupun wanita membutuhkan darah untuk mengalir ke organ reproduksi mereka. Jika tubuh mencerna makanan dalam jumlah besar, akan menimbulkan masalah sirkulasi darah pada organ kelamin," jelas Dawn Michael, PhD, seorang seksolog klinis.
2. Minum alkohol
Memang benar bila segelas anggur atau koktail dapat meningkatkan gairah seksual seseorang. Namun, terlalu banyak alkohol akan membuat tubuh dehidrasi, sehingga menyebabkan kekeringan pada vagina. Hal ini tentu mempengaruhi kenikmatan seseorang dalam bercinta.
3. Merokok
Merokok sebelum bercinta dapat mempengaruhi bau mulut dan organ seksual seseorang. Tentu hal ini dapat menghancurkan keindahan momen bercinta. Menurut Dawn Michael, seseorang yang mengisap rokok dan kemudian melakukan hubungan sek kemungkinan akan mengalami kesemutan di bagian organ reproduksinya.
4. Menyemprotkan pewangi
Tentu saja, pewangi bisa membuat seseorang lebih percaya diri akan aroma tubuhnya saat bercinta. Akan tetapi beberapa orang memiliki alergi terhadap kandungan pewangi. Bisa saja tubuh pasangan mereka yang merasa alergi, bisa juga tubuh kita sendiri.
https://kamumovie28.com/good-people/
Disebut Hadapi Gelombang Keempat COVID-19, Ada Apa dengan Hong Kong?
Usai menghadapi gelombang ketiga COVID-19, ahli menyebut negara ini akan menghadapi gelombang keempat Corona. Kekhawatiran akan gelombang baru COVID-19 dicurigai datang seiring dengan musim flu yang berpotensi memicu lonjakan infeksi COVID-19.
"Hong Kong berada di ambang gelombang keempat infeksi COVID-19 karena kombinasi faktor, dari kasus yang tidak dapat dilacak di masyarakat, hingga pelancong yang sakit yang melewati pemeriksaan, dan musim flu yang membayangi," para ahli kesehatan memperingatkan, dikutip dari South China Morning Post, Selasa (6/10/2020).
Para ahli juga khawatir usai Hong Kong melonggarkan pembatasan dan mengizinkan banyak wisatawan ke negaranya. Infeksi impor COVID-19 yang tidak terdeteksi akan memicu lonjakan kasus COVID-19, terutama jika mereka yang positif COVID-19 tidak terlacak dan menyebarkan penularan di kota-kota Hong Kong.
Maka dari itu, para ahli mendukung kampanye vaksinasi flu besar-besaran tahun ini. Hal ini demi menangani lonjakan infeksi COVID-19 yang berisiko semakin tinggi saat kasus flu juga meningkat tajam.
"Saya agak khawatir gelombang keempat COVID-19 kami mungkin dimulai lebih cepat dari yang kami harapkan," kata Profesor Benjamin Cowling, kepala epidemiologi dan biostatistik di sekolah kesehatan masyarakat Universitas Hong Kong.
Hong Kong telah dilanda gelombang ketiga COVID-19 virus Corona. Lebih dari 120 orang terinfeksi pada gelombang pertama COVID-19, yang dimulai pada Januari, dan lebih dari 640 orang pada gelombang kedua COVID-19, yang dimulai pada Maret. Ada tujuh kematian dalam dua gelombang tersebut.
Gelombang ketiga COVID-19 datang pada awal Juli, ketika infeksi meningkat tajam. Jumlah total kasus telah membengkak lima kali lipat dari 1.000 lebih pada awal Juli, menjadi 5.113 pada hari Minggu kemarin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar