Minggu, 11 Oktober 2020

Hari Terakhir PSBB Ketat DKI, Begini Kondisi COVID-19 Saat ini

  Pemprov DKI Jakarta mencatat per Minggu (11/10/2020), terdapat 13.253 kasus aktif COVID-19. Besarnya angka ini terjadi di har-hari terakhir penerapan PSBB di DKI Jakarta.

Sesuai jadwal, PSBB DKI Jakarta bakal berakhir Senin (12/20/2020) karena hingga kini belum ada keterangan resmi apakah kebijakan tersebut bakal diperpanjang atau dilonggarkan.


Sementara itu, dari data yang dihimpun Dinkes DKI Jakarta, sudah ada 70.487 pasien sembuh dengan tingkat kesembuhan 82,3 persen. Persentase kasus positif sepekan terakhir tercatat 11,1 persen sedangkan tingkat positivity rate di Indonesia sebesar 14,1 persen.


Total kematian pasien COVID-19 di DKI tercatat 1.877 pasien dengan persentase 2,2 persen dan total sembuh 70.487 dengan persentase 82,3 persen.


Kasus baru di DKI Jakarta terbilang masih cukup tinggi dengan angka infeksi menyentuh seribu di beberapa hari terakhir, meski telah diterapkan kebijakan PSBB di September lalu.


Berikut riwayat penambahan kasus baru COVID-19 di DKI sepekan terakhir


4 Oktober: 1.389 kasus baru

5 Oktober: 1.022 kasus baru

6 Oktober: 1.107 kasus baru

7 Oktober: 1.211 kasus baru

8 Oktober: 1.182 kasus baru

9 Oktober: 943 kasus baru

10 Oktober: 1.259 kasus baru

https://nonton08.com/blackburn/


Kondisi Terbaru Ini Jadi Tanda Kritis Pasien COVID-19


Penyakit COVID-19 yang telah menyebar ke seluruh penjuru dunia telah menyebabkan komplikasi yang beragam yang bisa terjadi di area tubuh. Mulai dari paru-paru, jantung, hingga otak.

Namun, ada satu kondisi yang bisa membuat pasiennya semakin berisiko terhadap virus Corona. Salah satu tanda terbarunya adalah ditemukannya zat seperti 'jelly' di dalam paru-paru pasien COVID-19.


Jika zat ini ada di dalam paru-paru, pasien akan membutuhkan ventilator mekanik. Para ilmuwan di Umea University, Swedia, mengatakan alat medis itu berfungsi untuk membantu pasien COVID-19 agar bisa bernapas dengan baik.


Awalnya para dokter mengidentifikasi 'jelly' ini sebagai bercak putih pada pasien kritis, saat dilakukan pemindaian paru-paru. Tetapi, mereka akhirnya mengetahui 'jelly' itu adalah zat yang dikenal dengan hyaluronan.


Hyaluronan ini bisa ditemukan di dalam tubuh, tapi zat ini mengikat banyak air dan membentuk gel. Gel inilah yang bisa mengganggu pasien COVID-19.


Gel ini bisa mengurangi jumlah oksigen yang pasien COVID-19 hirup. Sehingga pasien membutuhkan alat untuk membantu pernapasannya.


"Saat melakukan pemindaian paru-paru pada pasien COVID-19 yang sakit kritis, para ahli profesional medis bisa melihat adanya bercak putih," jelas para peneliti yang dikutip dari Express, Sabtu (10/10/2020).


"Selain itu, saat mengautopsi beberapa pasien COVID-19 yang meninggal terlihat paru-parunya dipenuhi cairan 'jelly' bening, yang sangat mirip dengan paru-paru orang yang tenggelam," lanjutnya.


Sampai saat ini masih belum diketahui dari mana 'jelly' ini berasal. Tetapi, sudah ada perawatan untuk memperlambat produksi hyaluronan.


Pasien COVID-19 dengan 'jelly' di paru-parunya mungkin akan mengalami kesulitan saat bernapas. Hal ini bisa menjadi indikator dari infeksi yang serius.

https://nonton08.com/scream-week/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar