Selasa, 27 Oktober 2020

Achmad Yurianto Dicopot dari Dirjen Kemenkes

  Achmad Yurianto tak lagi menjabat sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI. Yurianto kini menjabat sebagai Staf Ahli Menkes bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi.

"Betul," kata Yurianto saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Jumat (23/10).


Yurianto belum setahun menjabat sebagai Dirjen P2P. Ketika ditanyai lebih lanjut, ia menyebut pencopotannya ini terkait mutasi yang biasa terjadi di lingkungan kementerian.


"Ini kan mutasi biasa," ujarnya.


Posisi Dirjen P2P yang ditinggalkan Yurianto bakal diisi oleh pelaksana tugas. Sebelumnya publik mengenal Yurianto sebagai Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 sebelum akhirnya digantikan oleh Prof Wiku Adisasmito.


Dihubungi terpisah, Sekjen Kemenkes Oscar Primadi mengatakan hal serupa. Dia mengatakan rotasi jabatan adalah hal yang biasa.


"Kita memandang ini hal yang biasa. Ingin mengoptimalkan COVID-19 ini agar bisa lebih fokus," kata Oscar.


Sebaran Virus Corona Indonesia 23 Oktober: 4.369 Kasus Baru, DKI Sumbang 952


 Pemerintah melaporkan 4.369 kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Jumat (23/10/2020). Total kasus terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 381.910 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 952 kasus, disusul Jawa Tengah sebanyak 571 kasus baru per 23 Oktober.


Dikutip dari laman covid19.go.id, pada hari ini ada sebanyak 4.094 kasus sembuh, sementara kasus kematian Corona sebanyak 118 orang.


Berikut detail sebaran 4.369 kasus baru Corona di Indonesia pada Jumat (23/10/2020):


DKI Jakarta: 952

Jawa Tengah: 571

Jawa Barat: 504

Jawa Timur: 295

Riau: 276

Sumatera Barat: 257

Kalimantan Timur: 223

Banten: 145

Kepulauan Riau: 114

Papua Barat: 97

Sumatera Utara: 91

Aceh: 90

Bali: 78

Sulawesi Tenggara: 78

Sumatera Selatan: 73

Lampung: 62

Sulawesi Selatan: 61

Kalimantan Tengah: 51

Papua: 49

Kalimantan Selatan: 48

Sulawesi Utara: 45

Bengkulu: 33

Kalimantan Barat: 31

DI Yogyakarta: 28

Maluku: 26

Jambi: 24

Nusa Tenggara Barat: 20

Nusa Tenggara Timur: 19

Sulawesi Tengah: 12

Kalimantan Utara: 9

Maluku Utara: 7

https://kamumovie28.com/handmaiden-2016/


13 Gejala COVID-19 Ini Paling Sering Dirasakan Pasien Corona di DKI


Masing-masing individu memiliki respons yang berbeda terhadap infeksi COVID-19. Beberapa mengeluhkan gejala berat, ringan, bahkan ada yang tak bergejala sama sekali.

Analisis yang dilakukan oleh tim epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dan Bappenas mengenai Pemodelan Epidemi COVID-19 menemukan sederet gejala yang kerap dialami oleh pasien COVID-19 di DKI Jakarta yang diharapkan bisa menjadi acuan untuk kondisi di Indonesia.


"COVID-19 itu bukan flu, bukan ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), jadi gejalanya sangat bervariasi bahkan sebagian besar tidak bergejala," kata ahli epidemiologi FKM UI Pandu Riono dalam webinar Bappenas di kanal Youtube, Jumat (23/10/2020).


Berikut gejala yang kerap dirasakan pasien COVID-19 di DKI:


1. Batuk: 3.512 kasus

2. Demam: 2.680 kasus

3. Malaise: 2.036 kasus

4. Pneumonia: 1.765 kasus

5. Sesak napas: 1.657 kasus

6. Sakit kepala: 1.483 kasus

7. Flu: 1.412 kasus

8. Mual-muntah: 1.356 kasus

9. Sakit tenggorokan: 1.314 kasus

10. Nyeri otot: 1.007 kasus

11. Sakit perut: 631 kasus

12. Menggigil: 615 kasus

13. Diare: 480 kasus


Selain itu disebutkan oleh Pandu, gejala COVID-19 yang dialami pasien bisa beragam. Ada yang hanya mengidap satu gejala tapi tidak menutup kemungkinan yang lainnya bisa mengalami beberapa gejala sekaligus.


Dalam pemaparan tersebut diperlihatkan juga pasien COVID-19 yang meninggal kebanyakan mengalami sesak napas atau sekitar 22,1 persen dari jumlah pasien yang mengeluhkan gejala tersebut.


"Paling tinggi pneumonia dan sesak yang mendorong orang harus dirawat di rumah sakit dan masuk ICU untuk mendapat bantuan napas dengan ventilator," ungkapnya.


Mengetahui gejala yang dialami saat terinfeksi COVID-19 sangat membantu untuk menurunkan angka kematian. Terlebih kasus bergejala lebih berisiko untuk kematian daripada tidak bergejala.

https://kamumovie28.com/treacherous-2015/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar