Jumat, 16 Oktober 2020

Detail Kondisi Ketersediaan Tempat Tidur Pasien COVID-19 di RI, Sumbar Terbanyak

  - Penularan COVID-19 masih terus terjadi di Indonesia. Makin tingginya kasus COVID-19 membuat rumah sakit dipadati oleh pasien COVID-19.

Kondisi ini membuat banyak yang khawatir soal ketersediaan tempat tidur di rumah sakit bagi pasien COVID-19 sebab beberapa waktu lalu banyak RS yang melaporkan mulai kehabisan ruang isolasi. Bagaimana faktanya?


"Untuk data ini okupansi tertinggi di Sumbar sebanyak 64 persen dan terendah di Nusa Tenggara Timur dengan 9 persen. Indonesia rata-ratanya 43,93 persen," ujar Plt. Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan , Prof. Dr. H. Abdul Kadir, dalam webinar Kemenkes, Jumat (16/10/2020).


Untuk mengantisipasi penuhnya ruang isolasi, Kemenkes menyebut telah melakukan persiapan untuk meningkatkan kapasitas RS seperti menambah tempat tidur, ruang ICU, sampai SDM kesehatan untuk menangani pasien COVID-19.


Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kementerian Kesehatan per 13 Oktober, berikut rasio ketersediaan tempat tidur pasien COVID-19 di RS per provinsi, tidak termasuk RS Darurat Wisma Atlet.


Sumatera Barat: 64 persen

Banten: 61 persen

Jambi: 58 persen

Riau: 57 persen

Jawa Barat: 54 persen

DKI Jakarta: 54 persen

Kalimantan Timur: 52 persen

Papua: 49 persen

Jawa Tengah: 49 persen

Bali: 47 persen

Kepulauan Riau: 47 persen

Sulawesi Barat: 45 persen

Sulawesi Tenggara: 42 persen

Papua Barat: 39 persen

Sulawesi Tengah: 38 persen

Sumatera Utara: 37 persen

Jawa Timur: 37 persen

Sumatera Selatan: 36 persen

Lampung: 35 persen

Aceh: 35 persen

DI Yogyakarta: 33 persen

Kalimantan Barat: 33 persen

Kalimantan Tengah: 32 persen

Kalimantan Selatan: 31 persen

Sulawesi Selatan: 19 persen

Maluku: 19 persen

Sulawesi Utara: 18 persen

Nusa Tenggara Barat: 17 persen

Gorontalo: 16 persen

Maluku Utara: 15 persen

Bengkulu: 13 persen

Kalimantan Utara: 13 persen

Kep Bangka Belitung: 12 persen

Nusa Tenggara Timur: 9 persen

https://kamumovie28.com/lost-in-the-pacific/


Gejala COVID-19 Lansia & Komorbid Beda dari Orang Biasa, Apa Saja?


Gejala umum COVID-19 bisa saja tidak muncul pada lansia dan orang dengan komorbid yang terpapar virus Corona. Mereka justru mengalami gejala lain yang cenderung sulit diprediksi sebagai tanda-tanda COVID-19.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Dr. dr. Czeresna Heriawan Soejono mengungkapkan, gejala batuk, sesak napas, dan kehilangan indera penciuman yang menjadi gejala umum COVID-19, sering kali tidak ditemukan pada lansia dan orang berkomorbid. Oleh sebab itu, menurut dr. Soejono, dua kategori tersebut mesti mendapatkan perhatian yang lebih serius.


"Lansia dan komorbid ini perlu perhatian khusus, lebih ketat monitoringnya karena gejalanya khas sekali," ujar dr. Soejono dikutip dari situs covid19.go.id, Jumat (16/10/2020).


Ia memaparkan, alih-alih menunjukkan gejala umum COVID-19, beberapa pasien lansia dan orang berkomorbid mengalami gejala lain, seperti kehilangan nafsu makan, terjadi perubahan perilaku, hingga kehilangan kesadaran. Menurut dr. Soejono, penyakit bawaan lansia atau orang berkomorbid akan semakin memperparah gejala yang dialami.


Kepala Staf Medik Fungsional Pulmonologi Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta, dr. Adria Rusli, Sp.P (K) menambahkan, perhatian keluarga sangat dibutuhkan demi mengantisipasi paparan COVID-19 pada lansia dan orang berkomorbid. Mereka harus ditempatkan di lingkungan yang bersih, mengonsumsi makanan sehat, dan istirahat yang cukup.

https://kamumovie28.com/a-woman-who-wasnt-loved-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar