Satu-satunya perusahaan yang membuat masker di Australia saat ini meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan di tengah krisis virus corona.
Produksi Masker di Australia Med-Con adalah satu-satunya pabrik di Australia yang memproduksi masker medis. Yang kini sedang berusaha meningkatkan produksi dari 2 juta menjadi 50 juta per tahun. Pemerintah Australia hadir memberikan bantuan personel dan pencarian bahan dasar pembuatan masker.
"Dengan permintaan yang mendadak tinggi dan tambahan mesin, kami bisa memproduksi sekitar 50 juta masker dalam setahun. Karyawan kami selama ini cuma 17 orang, namun dengan apa yang terjadi sekarang, semua berubah," kata Steve Csiszar, CEO perusahaan Med-Con dikutip dari laman ABC.
"Kami menambah orang setiap hari, dan mesin produksi kami berjalan 24 jam, dan belum pernah kami sesibuk ini sebelumnya di Shepparton," ujarnya.
Dengan permintaan untuk memproduksi lebih banyak masker, masalah terbesar adalah membeli bahan pembuat masker dari luar negeri. Negara yang biasanya menjadi pemasok bahan dasar sekarang juga tidak menjual, karena kebutuhan di dalam negeri mereka sendiri.
"Tidak ada pemasok bahan dasar untuk jenis masker ini di Australia dan itulah masalah utamanya," kata Steve.
"Kami sudah meminta kedutaan untuk mendatangi perusahaan pemasok bahan dasar ini di negara asal dan mencoba meminta mereka mengirimkan bahan-bahan tersebut," tambahnya.
Tak Bisa Tunggu Herd Immunity untuk Hambat Virus Corona, Ini Alasannya
Di tengah pandemi virus corona COVID-19 ini, sempat ramai anggapan bahwa 'Herd Immunity' bisa memperlambat penularan pandemi corona. Hal ini tentunya menjadi suatu harapan bagi Indonesia yang saat ini jumlah kasusnya meningkat dari hari ke hari.
Mengutip dari Al-Jazeera, herd immunity didefinisikan sebagai situasi ketika banyak orang dalam suatu populasi memiliki kekebalan terhadap penyakit. Ini dapat secara efektif menghentikan penyebaran penyakit tersebut.
Menanggapi hal ini, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, mengatakan memang banyak teori-teori yang muncul soal herd immunity. Tapi, tidak bisa hanya menunggu sampai herd immunity tercapai.
"Kita tidak bisa menunggu sampai akan tercapainya herd immunity, tapi sampai kapan itu akan terjadi? Apakah kita tunggu dulu begitu banyak korban?," katanya saat melakukan konferensi pers daring FKUI Peduli COVID-19 pada Jumat (27/3/2020).
Menurut Prof Ari, untuk memperlambat pandemi COVID-19, harus secepatnya menemukan penanganan yang baik untuk pandemi ini, bukan hanya menunggu herd immunity. Misalnya, saat menemukan kasus dipastikan apakah dia pasien dalam pengawasan (PDP) atau memang sudah terkonfirmasi hingga harus diisolasi. Orang yang melakukan kontak dengan si pasien juga harus diisolasi.
Prof Ari menghimbau, untuk agar bisa membantu menekan angka kasus, untuk mengikuti anjuran yang disampaikan oleh presiden beberapa waktu lalu. Anjuran untuk belajar hingga beribadah di rumah.
"Nah ini yang harus menjadi perhatian kita semua. Intinya apa yang disampaikan presiden, belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah dari rumah," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar