Rabu, 13 Mei 2020

Profesor FKUI Sebut Fasilitas Kesehatan RI Belum Siap Hadapi Corona

Dewan Guru Besar, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), menggambarkan situasi penanganan virus corona COVID-19 di Indonesia. Dalam surat yang ditujukan untuk Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Ketua Dewan Guru Besar FKUI Siti Setiati menjelaskan bahwa fasilitas kesehatan Indonesia belum siap.
Siti menjelaskan bahwa angka tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) virus corona di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia. Bila menggunakan rata-rata CFR dunia yang ada di angka empat persen, maka seharusnya angka kasus corona yang ada di Indonesia saat ini sekitar 1.300 kasus.

"Fasilitas kesehatan kita tidak siap. Dengan episentrum infeksi saat ini di Jabodetabek dan Surabaya saja fasilitas kesehatan kita masih memiliki kesulitan untuk mendapatkan APD (alat pelindung diri)," tulis Dewan Guru Besar FKUI.

"Selain itu, ketersediaan alat bantu pernapasan hanya terbatas di beberapa RS saja, menghasilkan CFR yang tinggi. Sulit dibayangkan apabila daerah Papua dengan fasilitas kesehatan yang minim terinfeksi COVID-19," lanjut tulisan dalam surat.

Untuk mencegah terjadinya kolaps sistem kesehatan, Dewan Guru Besar FKUI mengimbau pemerintah menerapkan lockdown. Bila lockdown nasional tidak memungkinkan maka lockdown daerah bisa jadi alternatif dengan aturan yang tegas.

Pemerintah juga diimbau untuk memperluas pengetesan dan menyediakan lebih banyak APD untuk para tenaga medis.

"Bayangkan apabila infeksi ini meluas di Indonesia! Bukan hanya masyarakat yang akan menjadi korban, tetapi tenaga kesehatan garis depan pun satu per satu akan berguguran. Sungguh tragis," pungkas pesan dalam surat.

Corona di Indonesia Tembus Seribu, Pemerintah Serukan Tunda Mudik

Persebaran virus corona COVID-19 di Indonesia tak juga kunjung surut, bahkan terus meningkat. Hingga Jumat (27/3/2020) tercatat 1.046 kasus positif, 46 sembuh, dan 87 meninggal. Banyak yang khawatir tidak bisa mudik atau pulang ke kampung halaman karena takut tertular maupun menularkan penyakit ini.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengimbau agar masyarakat tak perlu melakukan perjalanan yang jauh karena sangat berisiko terinfeksi virus ini.

"Apalagi harus pergi ke kampung dengan keluarga yang cukup banyak di dalam satu mobil yang berdesak-desakan. Ini memberi risiko yang berlipat ganda, karena itu bijak merencanakan apabila nantinya akan mudik," jelas Yuri saat konferensi pers di BNPB, Jakarta Timur, Jumat (27/3/2020).

Yuri pun menyarankan sebaiknya masyarakat lebih bijak dan menunda rencana untuk mudik sampai penyebaran virus corona mulai mereda.

"Kami menyarankan hati-hati dan sebisa-bisanya ditunda sampai kondisi ini jauh lebih baik," kata Yuri.

"Karena kita tidak menginginkan penambahan kasus ini semakin tinggi dan penularan di masyarakat semakin banyak," tuturnya.

Tembus Seribu Kasus Positif, Angka Kematian Corona Indonesia 8,32 Persen

Jumlah kasus positif virus corona COVID-19 di Indonesia tembus angka seribu. Hingga Jumat (27/3/2020) tercatat 1.046 kasus positif, 46 sembuh, 87 meninggal.
"Ini menunjukkan masih ada penularan di tengah masyarakat kita," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, Jumat (27/3/2020).

Dari data ini, Case Fatality Rate (CFR) atau tingkat kematian berada di angka 8,32 persen. Dengan 537.808 kasus positif dan 24.127 kematian, tingkat kematian COVID-19 secara global berada di sekitar angka 4,48 persen.

Italia yang menjadi salah satu episentrum di Eropa mencatatkan 80.589 kasus positif dengan 8.215 kasus meninggal sehingga tingkat kematian mencapai 10,19 persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar