Senin, 05 Oktober 2020

Para Ahli Menduga Donald Trump Sakit Parah Akibat COVID-19, Ini Sebabnya

 Tim medis Presiden AS Donald Trump menyampaikan pembaruan pada Minggu (4/10/2020) tentang kondisi terbaru yang dialaminya. Disebutkan bahwa saturasi oksigen Trump sempat di bawah 90 persen dan diberi obat dexamethasone.

Rincian tersebut memberi isyarat kepada beberapa ahli kesehatan bahwa kondisi Trump mungkin lebih serius daripada yang diperkirakan sebelumnya.


"Apa yang saya dengar dalam deskripsi konferensi pers menunjukkan bahwa presiden memiliki penyakit yang lebih parah daripada gambaran yang dilukiskan secara umum," kata Dr Daniel McQuillen, seorang spesialis penyakit menular di Lahey Hospital & Medical Center di Burlington, Massachusetts, dikutip dari Channel News Asia.


Ahli Penyakit Menular Amerika mengatakan dexamethasone hanya diberikan pada pasien COVID-19 dengan gejala berat atau membutuhkan bantuan oksigen. Penelitian menunjukkan dexamethasone mungkin berbahaya bagi pasien dengan gejala ringan.


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengeluarkan pedoman pada 2 September yang merekomendasikan bahwa dexamethasone hanya diberikan kepada pasien dengan "COVID-19 yang parah dan kritis."


Berdasarkan hasil dari sebuah uji coba, panel ahli National Institutes of Health merekomendasikan pemberian obat steroid dexamethasone kepada pasien COVID-19 yang membutuhkan oksigen.


"Panel merekomendasikan agar tidak menggunakan dexamethasone untuk pengobatan COVID-19 pada pasien yang tidak membutuhkan oksigen tambahan," tulis NIH dalam pedomannya.


Mengingat Trump berusia 74 tahun dan memiliki kelebihan berat badan, risiko mengalami komplikasi akibat COVID-19 juga kian tinggi.


"Kami hanya memberikan dexamethasone kepada pasien yang membutuhkan oksigen tambahan," kata Dr Amesh Adalja, spesialis penyakit menular di Universitas Johns Hopkins.

https://nonton08.com/our-kind-of-traitor/


Diterima Trump, Ini Alasan Dexamethasone hanya untuk Pasien COVID-19 Kritis


 Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS) dinyatakan positif COVID-19 pada Jumat (2/10/2020). Ia sempat disebut kritis karena saturasi oksigennya berada di bawah 90, meski begitu belakangan Trump tampak melambaikan tangan dari mobil pada Minggu (4/10/2020) di luar rumah sakit tempat ia dirawat karena positif COVID-19.

Para ahli pun menduga Trump mengalami kondisi berat karena COVID-19 lantaran pemberian dexamethasone. Pasalnya, dexamethasone selama ini hanya diberikan pada pasien COVID-19 bergejala berat atau membutuhkan ventilator.


Penggunaan dexamethasone pada pasien COVID-19 bermula dari penelitian Universitas Oxford. Mereka menemukan kemanjuran dexamethasone yang berhasil menyelamatkan pasien COVID-19 dengan gejala berat.


Uji klinis dexamethasone

Bahkan beberapa waktu lalu New York Times melaporkan para peneliti memperkirakan penggunaan obat steroid dexamethasone sejak awal pandemi Corona bisa mencegah sejumlah kematian.


Dalam kasus yang parah, virus Corona secara langsung menyerang sel-sel yang melapisi saluran udara dan paru-paru pasien. Namun, infeksi tersebut juga dapat memicu reaksi kekebalan yang luar biasa yang sama berbahayanya. Tiga perempat pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit harus menerima bantuan oksigen.


Obat dexamethasone mengurangi peradangan yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh. Dalam penelitian dari Universitas Oxford, obat dexamethasone mengurangi sepertiga kematian pasien yang menggunakan ventilator, dan seperlima dan kematian pasien dengan bantuan oksigen.


Termasuk obat keras

Pasalnya, hingga kini belum ada uji klinis terkait manfaat dexamethasone terhadap pasien Corona bergejala ringan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun sempat melarang keras penggunaan dexamethasone untuk pencegahan Corona karena termasuk obat keras.


Hal yang sama disampaikan WHO terkait penggunaan dexamethasone pada pasien COVID-19. Belum ada uji klinis dexamethasone yang dilakukan pada pasien bergejala ringan.


"Manfaatnya hanya terlihat pada pasien yang sakit parah dengan COVID-19, dan tidak diamati pada pasien dengan penyakit yang lebih ringan," demikian rilis WHO beberapa waktu lalu.


"Ini adalah pengobatan pertama yang terbukti mengurangi kematian pada pasien COVID-19 yang membutuhkan oksigen atau dukungan ventilator," kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.


Dexamethasone juga bisa memicu beragam efek samping terlebih jika tidak menggunakan resep dokter seperti menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan tekanan darah, seperti keterangan dari BPOM terkait larangan dexamethasone untuk mencegah COVID-19.

https://nonton08.com/from-vegas-to-macau-iii/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar