Saat mengantuk, kopi menjadi pilihan yang pas. Kopi menjadi minuman ajaib yang membuat seseorang bangun dengan segar di pagi hari. Adanya kafein di dalam kopi membuat seseorang lebih terjaga.
Minum kopi setiap hari sebetulnya tak masalah, tetapi bisa menjadi masalah jika konsumsinya berlebihan. Apalagi dengan banyak tambahan seperti gula, krimer, krim, dan lain-lain yang akan berdampak buruk pada kesehatan tubuh. Lantas, berapa batas aman minum kopi dalam sehari?
Ahli gizi Mehar Rajput mengatakan bahwa idealnya takaran minum kopi bagi orang sehat dan tidak sensitif terhadap kafein adalah dua sampai tiga cangkir per hari. Batas maksimalnya adalah empat cangkir kopi karena biasanya secangkir kopi mengandung 95-100 miligram kafein.
Meskipun minum kopi aman untuk orang dewasa, disarankan untuk tidak dicampur dengan zat lain seperti alkohol. Jangan berlebihan minum kopi karena semakin banyak asupan kafein dapat menyebabkan gejala gelisah, pusing, insomnia, mudah tersinggung, dan detak jantung tidak stabil.
"Lebih banyak konsumsi kopi menyebabkan keasaman dan dehidrasi sehingga membuat tekanan darah tinggi. Selain itu, bisa mengiritasi lapisan usus dan terkena sindrom usus sensitif (IBS)," jelas Mehar Rajput dikutip dari NDTV Food.
https://kamumovie28.com/the-way-we-dance-2/
Bangku Kosong untuk Menkes Terawan, Bullying atau Kritik?
Tayangan Mata Najwa menuai kontroversi setelah menghadirkan bangku kosong untuk Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Najwa terlihat seolah sedang mewawancarai Menkes Terawan yang digambarkan dengan bangku kosong.
Najwa mengaku melakukan hal ini lantaran Menkes Terawan berulang kali menolak hadir di acara Mata Najwa. Ia pun melontarkan beberapa pertanyaan termasuk soal keberadaannya di hadapan publik yang jarang terlihat selama pandemi Corona ke bangku kosong, yang mewakili Menkes Terawan.
Banyak netizen merasa terwakili oleh beberapa pertanyaan yang dilontarkan Najwa, namun ada pula yang menganggap hal ini termasuk bullying. Dari sisi kejiwaan, apakah sindiran Najwa lewat bangku kosong memang termasuk bullying?
Pendapat para psikolog soal hal ini memang beragam. Di satu sisi, hal ini dinilai bisa disebut bullying jika perilaku yang dilakukan seseorang bisa menimbulkan tekanan psikologis.
Psikolog klinis Kasandra Putranto dari Kasandra & Associate menilai adanya rasa tidak nyaman atau emosi negatif yang timbul dari sikap seseorang merupakan kriteria bullying. Tidak hanya Menkes Terawan, tetapi orang lain yang ikut merasakan emosi negatif usai menonton tayangan tersebut.
"Dalam hal ini yang terpenting adalah bagaimana reaksi dan respons dari bapak Menteri Terawan selaku orang yang paling terkena oleh perilaku ini, yang bisa disebut sebagai korban langsung," jelas Kasandra saat dihubungi detikcom Rabu (20/9/2020).
"Namun ketika masyarakat merasakan emosi negatif tentu saja dengan demikian sudah dapat disimpulkan sebagai perilaku bullying," lanjut Kasandra.
Pendapat berbeda disampaikan psikolog Rahma Nuzulia Tristinarum yang meyakini hal ini tidak termasuk bullying. Rahma menilai Najwa dalam hal ini tengah berusaha mencari informasi untuk meluruskan apa yang menjadi pertanyaan banyak masyarakat selama pandemi Corona.
"Jika mengacu pada pengertian bullying di antaranya adalah berupa sikap dan perilaku yang menyakiti seseorang secara berulang, baik secara fisik maupun psikis, maka yang Najwa lakukan bukan termasuk tindakan bullying," ungkap Rahma saat dihubungi detikcom Rabu (30/9/2020).
"Bisa jadi acara tersebut adalah sebagai media untuk meneruskan aspirasi masyarakat," bebernya.
Kesimpulannya, bullying atau kritikan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar